curhatnya ika Firgin
7 Oktober 2009
Semalam terulang lagi apa yang aku takutkan selama ini. Dia, cowok yang aku anggap sebagai kakakku kembali menyatakan perasaannya. Ini sudah kali ke lima dan aku tetap saja diam tak menjawab. Aku berusaha memberi alasan yang sekiranya tidak menyinggung perasaannya, tetapi tetap saja dia ngotot. Aku bingung harus bagaimana. Dulu aku masih bisa menolaknya dengan alasan aku masih punya cowok yaitu Perwira nyebelin itu. Tapi sekarang aku sudah putus dan aku tak punya alasan lagi. Aku juga tidak ingin mengulang kesalahan yang dulu, menjalin hubungan tanpa rasa sayang. Aku takut akan menyakitinya. Dia terlalu baik untukku dan aku tak bisa membohonginya.
Sekian waktu aku tetap diam tak menjawab. Dan suara dari seberang kembali mendesah “Dek. . . aku sayang kamu!” lalu lenyap karena tombol reject aku tekan.
Aku tidak mau mendengarnya lagi. Aku sudah putuskan untuk tidak menerima cowok lagi setelah putus dengan Perwira yang nyebelin itu. Aku ingin menjalani dan merajut hariku tanpa ada cowok yang sebenarnya mengganggu fokusku sekolah.
“maaf mas. . . aku gak bisa nerima kamu sebagai cowokku, karena aku ingin sendiri, aku ingin konsen sekolah. Lagian bentar lagi UAN. . . met malem” sebuah pesan akhirnya aku kirim untuknya.
Andai kamu tahu kamu adalah cowok kelima pula yang aku tolak. Maafkan aku ya. . . kini aku yakin dengan keputusanku ini. Sekolah lebih utama dari hal sepele seperti ini. Ya, memang sangat sepele, tapi entah mengapa hal ini mampu mengusik ketenanganku di usia belia. Wajarkah? Aku sendiri tak yakin.Namun kini, Rabu 7 Oktober 2009 dimana keperkasaan sang Surya menerangi semesta, ku sebarkan keputusanku ini. Agar semua mendengar dan mencatatnya. Aku ingin membahagiakan Bapak dan Ibukudengan bisa meraih kesuksesan kelak. Sungguh aku tak ingin mengecewakan mereka. Aku ingin melihat mereka duduk santai dan tersenyum di usia senja karena menyaksikan anak yang dicintai telah berhasil. Satu lagi ya Allah. . .Biarkan aku menemukan tambatan hati anugerahMu pada waktunya
Semalam terulang lagi apa yang aku takutkan selama ini. Dia, cowok yang aku anggap sebagai kakakku kembali menyatakan perasaannya. Ini sudah kali ke lima dan aku tetap saja diam tak menjawab. Aku berusaha memberi alasan yang sekiranya tidak menyinggung perasaannya, tetapi tetap saja dia ngotot. Aku bingung harus bagaimana. Dulu aku masih bisa menolaknya dengan alasan aku masih punya cowok yaitu Perwira nyebelin itu. Tapi sekarang aku sudah putus dan aku tak punya alasan lagi. Aku juga tidak ingin mengulang kesalahan yang dulu, menjalin hubungan tanpa rasa sayang. Aku takut akan menyakitinya. Dia terlalu baik untukku dan aku tak bisa membohonginya.
Sekian waktu aku tetap diam tak menjawab. Dan suara dari seberang kembali mendesah “Dek. . . aku sayang kamu!” lalu lenyap karena tombol reject aku tekan.
Aku tidak mau mendengarnya lagi. Aku sudah putuskan untuk tidak menerima cowok lagi setelah putus dengan Perwira yang nyebelin itu. Aku ingin menjalani dan merajut hariku tanpa ada cowok yang sebenarnya mengganggu fokusku sekolah.
“maaf mas. . . aku gak bisa nerima kamu sebagai cowokku, karena aku ingin sendiri, aku ingin konsen sekolah. Lagian bentar lagi UAN. . . met malem” sebuah pesan akhirnya aku kirim untuknya.
Andai kamu tahu kamu adalah cowok kelima pula yang aku tolak. Maafkan aku ya. . . kini aku yakin dengan keputusanku ini. Sekolah lebih utama dari hal sepele seperti ini. Ya, memang sangat sepele, tapi entah mengapa hal ini mampu mengusik ketenanganku di usia belia. Wajarkah? Aku sendiri tak yakin.Namun kini, Rabu 7 Oktober 2009 dimana keperkasaan sang Surya menerangi semesta, ku sebarkan keputusanku ini. Agar semua mendengar dan mencatatnya. Aku ingin membahagiakan Bapak dan Ibukudengan bisa meraih kesuksesan kelak. Sungguh aku tak ingin mengecewakan mereka. Aku ingin melihat mereka duduk santai dan tersenyum di usia senja karena menyaksikan anak yang dicintai telah berhasil. Satu lagi ya Allah. . .Biarkan aku menemukan tambatan hati anugerahMu pada waktunya
Nama : Ika Firgiyanti
No.absen : 17
Kelas : XII ipa 3
0 Responses to "curhatnya ika Firgin"
Posting Komentar