karnaval 2009 ( my last carnaval)



Gaya gw waktu persiapan karnaval august 2009 yang merupakan karnaval terakhir gw waktu SMA



gaya apaan ne. . .  gak bgt. . . padahal gw looo

 

ini dia formasi unique for the battle of bat in carnavale 2009
dari atas DENDIT,
baris nomer 2 dari kiri : SUCI, ISKANDAR, AGUS, WINING, ZIMAMUL,
yang bawah dari kiri: ABDUL, WENDHA

 

ni sapa yoooo, coba tebak? . . . yang bisa jawab, tak kasih selamat ajah

 

DENDIT the bat killer, and BEDUL the bat lower lover

 

Klo gak salah nie lagi jm 3, nongkrong nunggu giliran jalan. . . ini juga pertama kalinya temen2 rambutnya di blue, tp ada penampakan, di belakangnya iskandar ada yang peace tu, orang gila loh. . .

 

BAT Community udah jalan nie, yang tengah tu cewe, tapi namanya fatih

 

WAAAAAAAAAHHHHHHHH bodinya. . . BONGSOOOOR

 

HAHAHA ini dia MAKET THE BAT COUNTRY IPA 3
SMANESA
Lumayan lahhhhh, abis 1 juta out

 

cape ne ceritanya abis karnaval. . .

 

gayane jian khuluk khuluk. . . . .... cape bgt ea. . .

 

 gw kenalin ea. .  dari kiri ada VIRGIN, IRA PERM, EDA. . na yang bawah tu gw lupa siapa, tapi didesanya namanya si kemi. . .

 

hahah, yang ini namanya ( dari kiri ) si pudel < nur indha >, marmoz , ama nuzul

 

iskandar. . . and zimatul , ooops, zimamul wafa beserta makanan yang masih dikunyah

 

gw spontan di foto orang, jadi gak expressive bgt dah. . .

 

foto komplete gem iPA 3 smanesa the saintthree of the bat country. . .

 

heheheheheheh, fotone looo bikin MARMOZZZ

 

pesen gw buat loe berdua . . lo punya anak cwe, ada embel2nya siti ya, , , ,

 

waduh. . . gw keren bgt . . hhahahahahash

 

metal men. . . . bdw , yang pojok tu mamul, gimana si expresinya ?

 

hahaha, lagi nunggu pelanggan ea buk?

sekian ea. . . jo diliat duank, kasih comment juga ea. . . bye. .
SAINTTHREE

dendit'HOTs

MAMA dan DIRIKU



MAMA DAN DIRIKU

Haruskah aku salahkan mama atas keadaan ini? Memang sebenarnya tidak pantas mengeluh berlebihan. Aku tidak cacat anggota tubuhhku lengkap, IQ normal, serta bertindak yang sama dengan kawan – kawanku yang lain. Satu saja yang tiada henti kusesali yakni keadaan fisikku yang buruk. Hidung pesek, bola mata melotot, dan badan gendut. Mengapa aku dilahirkan seperti ini?
Aku terhenyak ingin marah, tapi aku tak tahu harus berbuat apa ketika kawan – kawanku mengejekku. Bagaimanapun aku hanyalah seorang gadis kecil yang belum pandai mengungkapkan perasaan. Seperti umumnya anak kecil, aku tidak suka dipermalukan, namun bibirku terkatup rapat.
Aku tumbuh menjadi gadis yang tertutup dan gampang curiga. Aku menyesal dan mengutuki nasib, kenapa harus hidup. Sering terlintas dalam pikiranku, mungkin lebih baik mama mencekikku saja waktu aku masih bayi dulu.
Pada usiaku yang ke tujuh belas ini, meskipun aku jarang bergaul, diam – diam aku merasa terpikat pada seorang kawan sekelas, Jack namanya. Aku sadar mustahil mengharapkan dia tertarik kepadaku. Menginginkan dia jadi pacar jelas merupakan mimpi yang tak kan pernah berujung sampai kapanpun.
Saat itu pulang sekolah, kebetulan dia masih membenahi buku – bukunya sedangkan kawan yang lainnya sudah meninggalkan kelas.
“ Jack, boleh saya bicara sebentar?” tanyaku dalam hati berdebar.
“ Ya, ada apa?”jawabnya dengan kaget, karena tak biasanya aku mengajaknya bicara.
“ Aku ……e……aku……..e…….aku minta bantuanmu untuk mengarangkan surat.”
“Surat? Maksudmu?”tanyanya heran.
“Aku tidak pandai mengarang, tapi aku ingin mengirim surat kepada seseorang. Maukah kamu merangkaikan kata – katanya?”kataku
Beberapa saat kemudian, Jack membuatkan surat yang kuminta, entah dengan perasaan apa. Dia nampak acuh tak acuh dan tergesa – gesa menyusun kalimat demi kalimat.
“ Begini?”tanyanya setelah selesai. Aku membaca secara cepat. Meskipun sederhana, dia telah menuangkan perasaanku dengan tepat.
“ Ya betul. Bawalah pulang.” Kataku menyerahkan kembali surat itu.
“ Maksudmu? Bukannya kamu yang harus menyalin untuk mengirimkan pada orang yang kamu tuju?”
“ Ya, mauku emang begitu, setelah aku pertimbangkan, keputusan orang yang kumaksud adalah kamu.”
“ Jangan ngaco!!! Kamu tidak berhak mempermainkanku seperti ini. Muak aku mendengarnya!” keluar kelas meninggalkan Rose.
Aku sakit, malu, tidak terima, dan marah. Dengan tangis tertahan aku pulang langsung mencari mama. Dia tengah duduk dikamar, didepan computer memeriksa pembukuan keluarga.
“ Ada apa?”tanyanya dengan dahi berkerut.
Sebelum aku bercerita, rupanya mama telah menangkap ekspresiku yang tidak beres. Memang, mama sepertinya selalu tahu kalau ada sesuatu hal menimpa diriku.
“ Benci, Rose benci!!!”
“ Ada apa? Tenang dong, Rose. Ayo bicara baik – baik pada mama.”
“ Katakan Ma………… mengapa Mama begitu cantik, sedang Rose jelek? Dimana letak keadilan? Adakah yang salah dari kenyataan ini, Ma?”
Mama terpana. Dia menegakkan duduknya dan menatap lekat – lekat tanpa sepatah katapun. Tiba – tiba bibirnya bergetar. Sepertinya Mama tidak menyangka Aku bakal mempersoalkan perbedaan fisik kami. Perlahan – lahan Ia mendekat, mencoba merengkuhku tapi kutolak. Aku ingin Mama merasa bersalah, tega telah melahirkanku dalam keadaan demikian.
“ Baiklah, Rose………..Mungkin sudah saatnya Mama harus menceritakan rahasia yang selama ini Mama simpan sendiri.”
“ Jadi benar Rose bukan anak Mama? Mama pungut dari keranjang sampah atau dari pinggir kali?!”
“ Jangan bicara begitu.” Ujar mama sambil meletakkan telunjuk kebibirku.
“ Kamu sungguh anak mama, darah daging mama, yang mama lahirkan, susui dan besarkan.”
“ Tapi mengapa perbedaan kita bagai bumi dan langit? Tak pantaskah Rose hidup seperti kawan – kawan lain? Punya teman, tidak diejek, tak dianggap sebagai makluk aneh. Katakana Ma………… Mengapa wajah kita sangat berbeda?”
“ Wajahmu sebenarnya tak jauh beda dari Mama. Kamulah gambaran Mama dimasa muda. Dulu Mama tak cantik, rambut, hidung, badan, mata ya semua mirip denganmu.”
“ Mama bohong!! Buktinya Mama cantik.”
“ Inilah rahasia itu, Rose. Mama menjalani operasi plastic wajah. Sejak saat itulah, semua terasa indah bersahabat. Mama yang dulu dipandang sebelah mata, berubah jadi gadis yang disukai banyak orang. Sampai akhirnya………” Mama menangis sangat memilukan. Aku diam, menunggunya melanjutkan kisah yang belum pernah kuketahui sebelumnya.
“ Mama menikah. Dua tahun kemudian kamu lahir. Sebagai anak yang kami idam – idamkan, seharusnya kehadiranmu membuat kami makin bersatu. Sayangnya, Papamu tidak percaya kamu anaknya. Berkali – kali Mama menjelaskan pada Papamu, bukannya menerima Ia justru makin marah. Ia merasa ditipu. Baginya jati diri Mama tidak ada lagi. Menurutnya, keberadaan Mama hanyalah sebuah kepalsuan. Akhirnya dia menceraikan Mama.”
Mama tak berkata – kata lagi. Seluruh rahasia yang menyakitkan itu terbuka sudah. Rasa nyeri menelusuk didada dan getir menymbat kerongkonganku. Kupeluk punggung Mama, kuurut – urut sebagai ungkapan penyesalan, saat dia rebahkan dirinya dikasur. Mama berguling menghadap wajahku.
“ Mama ……….maafkan ………….maafkan kesalahan Rose!”
“ Anakku, sadarilah bahwa kepribadian seseorang jauh lebih beharga dibandingkan kemolekan wajah. Kamu tidak perlu rendah diri, sebaliknya berusahalah menjadi pribadi yang menyenangkan. Meskipun tidak disanjung dan dipuja – puja, kamu pasti mendapat kawan jika tidak menutup diri.”
“ Mama………….. aku saying padamu.Maafkan aku!”
“ Satu lagi, biarpun kamu begitu jelek, percayalah bahwa kasih mama tetap tulus kepadamu. Tuhan juga mencintaimu. Dia tidak pernah menilai orang dari segi fisik, tapi bathinnya. Kalau dalam hidup ini kamu mampu menebarkan kasih, sesungguhnya hidupmu takkan sia – sia dimata tuhan atau sesama.”
Kami akhirnya berpelukan saling menguatkan hati. Kecemburuan pada kecantikan Mama kini sirna berganti rasa hormat dan cinta yang lembut serta menghangatkan nadi. Pikiran dan hatiku jernih kembali. Aku bertekad menerima keadaanku apa adanya, dan berusaha mempercantik yang memang bias kupercantik, yakni KEPRIBADIANKU!!!!

*** THE END ***


HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM CERPEN


Tokoh secara keseluruhan : Sifat :

1. Aku ( Rose ) Minder, mudah putus asa,baik hati, penyayang.
2. Mama Sabar, perhatian, bijaksana, penyayang.
3. Jack Egois, tidak bias menghargai perasaan orang lain, merasa paling hebat.

Tokoh yang perlu diteladani : Alasan :

Mama Mama tetap sabar dan bijaksana dalam menghadapi segala cobaan dan persoalan yang selalu membelitnya. Mama juga mampu membesarkan dan mendidik anaknya (Rose) dengan penuh kasih sayang dan perhatian, walaupun tanpa figure seorang suami.




Konflik :

Konflik batin : - Rose minder dengan keadaannya yang cacat fisik. Dia tidak terima dengan takdir yang menimpanya, oleh karena itu dia selalu berputus asa.
- Cinta Rose kepada Jack sangat tulus, tetapi Jack tidak menghargainya sama sekali.
- Rose tidak terima dengan wajahnya yang jelek, sedangkan wajah Mamanya cantik.

Alur :

Campuran ( maju - mundur )
Maju : Mengisahkan kepribadian Rose mulai awal sampai akhir, hingga dia jatuh cinta pada Jack, tapi cinta Rose ditolak oleh Jack.
Mundur : Dengan ditolaknya cinta Rose oleh Jack, akhirnya Rose menceritakan kejadian itu pada Mamanya, hingga akhirnya Mamanya menceritakan kejadian masa lalu yang begitu pahit dan selama ini dirahasiakan.
IDENTITAS PENULIS

NAMA : ERMIN SUSILO WATI

KELAS : IX IPA 3

NIS : 13049

ALAMAT : DS. / KEC. MUNJUNGAN TRENGGALEK JAWA TIMUR

CITA – CITA : MENJADI BIDAN

MOTTO : SISWA YANG BAIK ADALAH SISWA YANG TIDAK TAKUT JATUH, ASAL BISA BANGKIT LAGI ITULAH YANG TERBAIK.

dendit'HOTs

KECOA




“Abdul, sudah berapa kali sih Emak bilang, kamarnya dibersihin, diberesin! Jorok banget sih. Kamar kok kayak kandang ayam gini. Entar ada kecoanya baru tahu rasa!“
Sudah hampir dua jam ini Emak ngomel sambil ngeberesin kamar Abdul. Kamar itu sepertinya nyaris tidak layak disebut kamar. Buku-buku berserakan, bahkan sampai ada yang di kolong tempat tidur. Seprei sudah nggak menutupi kasur lagi. Di lantai kamar ada saja sisa-sisa hapusan ditemukan. Lemari baju pun berantakan. Disana-sini banyak layangan dan mobil-mobilan yang nggak disimpan pada tempatnya. Sampah jajanan juga menumpuk di belakang pintu. Pokoknya asli tidak enak dilihat! Padahal sudah nyaris setiap hari Emak ngeberesin kamar Abdul, tapi selalu saja kerapiannya tidak bisa bertahan lama.
“Huh, kecoa saja diributin,” selalu begitu jawaban Abdul kalau Emak mengingatkan. Dan jawabannya itu tentu saja membuat Emak semakin ngomel besar.
Malam harinya setelah mengerjakan PR Matematika, Abdul tertidur di lantai kamarnya yang mulai berantakan lagi. Mungkin karena kelelahan. Kelelahan menghadapi PR Matematikanya dan kelelahan menghadapi omelan Emak yang membosankan.
***
“Assalamu’alaikum,“ seru Abdul sepulang dari sekolah siang itu. Tidak ada jawaban.
“Emak kemana ya, biasanya sebelum Abdul pulang sekolah Emak sudah pulang lebih dulu dari kantor. Ah, mungkin Emak dapat tugas ngeliput dadakan kali ya. Emak kan reporter”, batin Abdul. Untung dia membawa kunci duplikat rumah, sehingga dia bisa masuk.
“Lapar, makan ah!” Tujuan pertama Abdul setelah masuk rumah adalah meja makan. Padahal dia belum berganti pakaian. Emak juga sering kali mengomeli kebiasaan Abdul yang satu ini. Tapi dasar Abdul bandel semakin sering Emak mengomel, semakin sering pula dia melakukannya.
Setelah selesai makan Abdul menuju pintu kulkas dan meminum jus alpukat yang ada. Lalu dia mencomot kue kering di lemari makan Emak hingga ludes. Setelah merasa kenyang baru Abdul menuju kamarnya. Dibiarkannya saja piring dan gelas bekas makannya tadi berserakan di dapur.
Tapi saat baru saja membuka pintu kamarnya Abdul terkaget-kaget. Di dalam kamarnya ada sesosok monster besar seperti serangga dengan antena panjang dan bau yang tidak enak. Menjijikkan. Hah, apa itu? Abdul menjerit ketakutan, namun tetap tidak bergeming di tempatnya.
“Hei, kamu teman baikku. Aku senang berjumpa denganmu. Mumpung Emak dan Bapak kamu tidak ada, ayo kita bersenang-senang. Hahaha,” kata monster itu kepada Abdul dengan suara menggelegar.
“Ss..si..siapa..siapa kamu?!” Abdul memberanikan dirinya untuk bertanya pada monster itu.
“Hahaha, kenapa kamu takut seperti itu, Sobat? Bukankah aku teman baikmu? Sahabat karibmu? Hahaha, tapi tidak apa-apa. Mungkin kamu lupa padaku karena wujudku sekarang lebih besar dari yang biasa kamu lihat. Aku adalah kecoa yang tinggal di kamarmu. Sekarang tubuhku membesar karena segala kebutuhan hidupku terpenuhi di sini,” jawab monster yang ternyata kecoa raksasa itu.
“Ke..ke..kenapa kamu ada di sini?” Abdul bertanya lagi.
“Hahaha…hahaha…hahaha…” Sang monster justru tertawa lebih keras, membuat Abdul makin ketakutan.
“Kamu benar-benar lucu teman. Kamu bertanya kenapa aku ada di kamarmu? Hah, bukankah kamu yang mengundangku ke sini. Apa kamu lupa sobat? Hahaha.”
“A…a…aku…bukan sahabatmu. Aku tidak pernah memintamu ke sini.”
“Apa? Kamu tidak mengenalku? Bukankah kamu yang membiarkan kamarmu selalu dalam keadaan tidak rapi, sehingga aku bisa betah tinggal di sini. Kamu yang membiarkan remah-remah makanan berserakan dimana-mana, sehingga aku dapat hidup terjamin disini. Hah, bukankah jelas itu membuktikan kalau kamu adalah sahabatku!” Sang monster mulai tersinggung dengan ucapan Abdul yang tidak mau mengakuinya sebagai sahabat.
“Aku tidak pernah kenal kamu. Pergi kamu dari kamar dan rumahku! Pergi!” teriak Abdul setelah mengumpulkan seluruh keberaniannya.
“Apa kamu bilang? Kamu memperlakukanku seolah-olah aku tamu yang tak diundang, hah?!” Tiba-tiba sang monster kecoa menjadi sangat marah. Dia tidak terima dan sangat tersinggung karena Abdul tidak mengakui sang kecoa sebagai teman. Padahal Abdul telah mengundang kecoa itu datang ke tempatnya.
Perlahan tapi pasti sang monster mulai merengsek maju ke depan, untuk mendekati Abdul yang masih berada di depan pintu kamarnya. Dia hendak menyerang Abdul dengan antena panjangnya dan wajahnya yang menyeramkan. Abdul kembali ketakutan. Saking takutnya dia tidak sanggup untuk bergerak lari. Keringat dingin mulai membanjiri tubuhnya.
“Ti..tidak. Tidak! Aku tidak mau berteman denganmu. Tidak. Tidaaaaaaaaaakk!” Abdul menjerit sekeras-kerasnya sambil menutup mata. Dan tiba-tiba datanglah Emak.
***
“Abdul.. Abdul.. bangun. Bangun Abdul. Kamu kenapa teriak-teriak kayak gitu? Tidur di lantai lagi. Hei, bangun Sayang.. bangun!“ Emak berusaha membangunkan Abdul. Di sampingnya juga telah berdiri Bapaknya.. Abdul pun terbangun.
Melihat wajah Emak dan Bapak di dalam kamarnya, Abdul tersadar bahwa yang dialaminya tadi hanya mimpi. Mimpi buruk yang benar-benar seperti nyata. Bahkan ketakutan yang di rasakannya tadi masih terasa. Tiba-tiba Abdul menangis dan bangkit memeluk Emak.
“Emak, maafin Abdul Mak. Abdul nggak akan ngeberantakin kamar lagi. Abdul janji mau rajin ngeberesin kamar. Abdul nggak mau jadi teman kecoa dan binatang menjijikan yang lain, Mak,“ janji Abdul pada Emak.
Walaupun Emak dan Bapak bingung, tapi tentu saja mereka senang mendengar janji Abdul itu. Terutama Emak. Berarti Emak nggak perlu ngomel-ngomel lagi. Emak berharap semoga saja Abdul mematuhi janjinya sendiri.
Di tempat lain kecoa sadar bahwa keberadaannya di rumah itu tidak akan lama lagi.


Nama : Tiara R. Sahara
Kelas : XI IPA3
NoAbs : 32

dendit'HOTs

TELUR AJAIB

TELUR AJAIB

Robi ingin sekali membeli handphone terbaru seperti milik teman-temannya. Namun ketika ia meminta dibelikan handphone itu, ibunya malah membelikannya sebutir telur ayam.
”Ini untuk apa, Bu?” tanya Robi hampir tertawa.
”Ibu salah dengar ya?” lanjutnya.
“Tidak. Ibu tidak salah dengar. Itu telur ajaib. Telur itu mempunyai sebuah rahasia. Kalau kamu bisa menjaganya selama dua minggu, Ibu akan membelikan handphone seperti yang kamu minta.” jawab ibu sambil mengeluarkan belanjaannya.
Robi memperhatikan telur yang ada di tangannya. Hanya sebuah telur ayam biasa yang digoreng untuk sarapan. Tapi, kenapa Ibu berkata ini telur ajaib? Robi menjadi semakin bingung.
”Bagaimana? Kamu mau menjaganya selama dua minggu atau sama sekali tidak dibelikan handphone itu?” tawar Ibu.
”Tapi Bu,ajaibnya di mana? Apa telur ini bisa menetaskan handphone seperti yang Robi inginkan?” tanya Robi penasaran.
”Ajaibnya baru ketahuan kalau kamu mau menjaganya. Kamu berani menerima tantangan?” ujar Ibu lagi.
“Beres Bu. Tapi janji ya, hanya dua minggu.” Pinta Robi.
Robi pikir menjaga telur itu mudah sekali. Tapi nyatanya? Baru satu jam saja anak kelas satu SMP itu sudah kewalahan. Ceritanya begini. Telur itu ia letakkan di atas meja belajar. Ia lupa kalau telur itu sewaktu-waktu bisa menggelinding. Robi membuka laci meja belajarnya untuk mencari kunci sepedanya. Begitu ketemu, ia langsung menutupnya dengan keras. Akibatnya telur itu menggelinding. Namun, dengan perasaan panik, Robi meloncat dan meraih telur itu. Akhirnya telur itu berhasil diselamatkan. Ia langsung menciumi telur itu.
Hari itu juga Robi menaruh telur ajaib itu di gelas plastik air mineral yang sudah diberi kapas. Biar aman kalau dibawa kemana-mana.
Akan tetapi, pada hari ke dua, ketika Robi buru-buru berangkat sekolah karena kesiangan, untuk kedua kalinya telur itu hampir pevah. Saat Robi keluar dari halaman rumah, tiba-tiba dari arah berlawanan muncul penjual sayur keliling. Robi mengerem sepedanya dengan keras. Telur yang belum sempat dimasukkan ke dalam tas terlepas dari tangannya dan terjatuh. Beruntung telur itu tidak pecah. Sekali lagi dia mengucap syukur dan menciumi telur itu. Penjual sayur keliling pun sampai keheranan melihat tingkah Robi. Akhirnya telur itu Robi masukkan ke dalam tasnya. Kemidian ia mengayun sepedanya dengan pelan. Sejak saat itu Robi menjadi lebih hati-hati lagi menjaga telur ajaib dari ibunya.
Memang awalnya sangat menyiksa. Biasanya pulang sekolah ia langsung bermain dengan teman-temannya, namun kini tidak. Biasanya ia tidak betah kalau harus berlama-lama di dalam kamar, tapi kini ia harus betah. Dan tanpa terasa dua minggu sudah Robi menjaga telur ajaib itu.
Pulang sekolah Robi menagih janji pada ibunya. Tapi ternyata ibunya tidak ada. Pembantu di rumah Robi menyampaikan pesan kalau ibu Robi ke rumah sakit menengok suami tante Rini yang kecelakaan. Menjelang sore, ibu Robi baru pulang. Robi menyambutnya dengan senang.
“Bagaimana keadaan suami tante Rini, Bu?” tanya Robi.
”Dia masuk ruang ICU. Keadaannya parah.” Cerita ibu.
“Terus?”
“Tante Rini butuh uang banyak,” sejenak ibu menarik napas.
“Uang yang sudah ibu siapkan untuk membeli handphone ibu pinjamkan ke tante Rini.” lanjutnya.
Robi kaget sekali. Ia bingung menghadapi teman-temannya. Ia takut teman-temannya menertawakannya.
”Kamu tidak marah kan Rob?” tanya ibu sambil mengelus kepala Robi.
Untuk beberapa lama Robi terdiam. Namun perlahan-lahan ia menganggukkan kepalanya. Ibu tersenyum lalu memeluk Robi.
”Kalau tante Rini sudah mengembalikan uang itu, ibu janji akan langsung membelikannya untukmu.” kata ibu.
Ting! Tong! Tiba-tiba bel berbunyi. Robi buru-buru membukakan pintu.ternyata anak tante Rini.
“Ada apa Aldi?” tanya ibu pada Ardi.
“Ini tante, uang tante yang tadi dipinjamlan ke ibu. Kata ibu, ibu tidak jadi pinjam karena orang yang menabrak ayah mau membiayai pengobatan ayah.” Jelas Ardi sambil menyerahkan amplop warna coklat.
Robi hampir tak percaya. Ia melonjak kegirangan. Inikah keajaiban telur yang dimaksudkan ibunya?
“Bagaimana Rob, jadi beli handphone? Tanya ibu setelah Ardi pulang.
Robi terdiam lalu pergi ke kamarnya. Ia mengambil telur itu lalu diperhatikannya dalam-dalam. Tidak ada yang istimewa. Tapi, ia merasa harus berterima kasih. Karena telur itu telah memberikan pelajaran paling berharga untuk Robi, yaitu kesabaran.
“Bagaimana Rob?” tanya ibu sekali lagi.
Pelan-pelan Robi menggelengkan kepala.
”Tidak jadi, Bu. Robi pikir uang itu sebaiknya dipakai untuk hal yang lebih berguna.” ujarnya mengharukan.
Ibunya memeluknya.

..........The End..........
Tokoh dalam cerpen ada 4, yaitu :
Robi
Ibu Robi
Aldi
Tante Rini

· Tokoh yang diteladani
Robi
Ia mau sabar dalam menjaga amanat ibunya. Meskipun awalnya ia melakukan hal itu karena ingin minta upah, namun akhirnya ia berpikir dewasa dan melupakan keinginannya itu.
Ibu Robi
Ia mementingkan orang kepentingan orang lain dahulu daripada kepentingannya sendiri.
· Alur
Maju

· Konflik yang terjadi
Konflik Batin
Bobi sangat kecewa mendengar penjelasan ibunya bahwa uang yang sudah disiapkan untuk membeli handphone diberikan pada Tante Rini untuk biaya berobat suaminya.

dendit'HOTs

RAMALAN FUDUS ORORPUS



RAMALAN FUDUS ORORPUS

Perempuan tua aneh itu datang tiba-tiba pada suatu siang dan mengacaukan hidup Deryn. Dia mengetuk pintu, dan adik Deryn, Rosaline, mengijinkannya masuk bahkan memberinya segalas air karena kasihan. Dia mengucapkan terima kasih dengan suaranya yang serak, dan saat itu Deryn menyadari keanehan pada perempuan tua itu. Tangan kiri perenpuan itu menenteng sebuah bola kaca bening. Diameternya 10 cm dan sekarang bola itu bergetar dan berubah menjadi berkabut.
“Kau ingin meramal kristal sakti kecilku?” kata perempuan tua itu.
”Nenek bisa meramal? Ayo ramal kami Nek.” Seru Rosaline.
Deryn terus memperhatikan bola kristal itu yang sekarang berubah menjadi biru.
“Kamu......!!”
Tiba-tiba perempuan tua itu berteriak. Telunjuk keriputnya teracung tepat ke arah Anne, kakak Deryn.
“Bintang bagus. Bintang bagus. Tahun ini peruntunganmu baik..... Puncak hari yang kau nanti-nanti akan tiba di pertengahan Juli. Kau akan mendapatkan kado dari orang yang kau sayang.” katanya.
Kini wanita tua itu mengacungkan tangannya tepat ke arah Deryn. Dia berkata,
”Naik, turun, Lurus, terputus.... Oh, tidak! Tidak mungkin! Fudus Ororor! Kau dilahirkan tanpa garis jodoh, nak. Kau ditakdirkan untuk menjadi perawan tua!”
Dengan perasaan masih gamang, Deryn memperhatikan telunjuk perempuan itu beralih ke arah Rosaline.
”Bintang cemerlang. Otak cemerlang. Si jenius ini akan menjadi orang dan terkenal suatu hari nanti!” kata wanita itu.
Dan setelah ia meramal kami bertiga, dia berbalik, terkekeh, dan melangkah pergi.
Malamnya saat Deryn duduk termenung di teras depan, Rosaline datang.
“Fudus Ororpus adalah satu-satunya ramalan paling tepat di dunia. Peramalnya keturunan langsung Dewa Nasib. Mereka reinkarnasi Sang Dewa, dan disebut Ororor. Kalau Ororor yang tadi, generasi ke 37, berasal dari pedalaman Irian Jaya, Ororor pertama yang berasal dari Indonesia.” Cerita Rosalin tanpa rasa bersalah.
Tapi Deryn tidak menanggapi cerita Rosaline dan pergi meninggalkannya.
Di sekolah, Deryn menceritakan semua kejadian yang terjadi di rumahnya kemarin siang pada Mica sahabatnya. Saat mereka sedang asyik ngobrol, lewatlah Arden, cowok paling keren di sekolahnya, yang sangat dia sukai sejak Arden suka mencuri-curi pandang padanya saat pulang sekolah bersama. Tapi kali ini Deryn harus tabah menghadapi masalah besar yang berhubungan dengan hatinya. Karena sewaktu pulang sekolah, Deryn tidak sengaja melihat Arden menyatakan cinta pada Mica. Hati Deryn terasa hancur berkeping-keping, karena ketulusan hati Deryn ditambah penjelasan dari Mica dan Arden akhirnya Deryn mengerti dan merelakan cinta matinya untuk Mica.
Ketika tiba hari ulang tahun kak Anne, Rosaline datang membawa pacarnya. Dia memperkenalkan Faren pada Deryn dan kak Anne.
”Faren Alexsandro.....” faren memperkenalkan diri.
”Deryn.” kata Deryn terbata-bata.
Ternyata Faren seumuran dengan Deryn. Setiap kali ngobrol dengan Faren, yang dibicarakan pasti soal pelajaran. Pesta kak Anne malam itu meriah sekali. Sebelum Faren pulang, Rosaline meminta Deryn serta kak Anne untuk foto bersama dengan Faren.
”Untuk Deryn Santalia.” Deryn membelalak hampir tak percaya ketika dia melihat sekuntum bunga mawar beserta surat untuknya yang dia temukan di depan pintu rumahnya.
”Siapa F.A yang kirim bunga ini ke aku? Apa aku punya teman yang inisialnya F.A?”
Belum sempat Deryn mengingat-ingat, Rosaline dan Faren tiba-tiba datang. Rosaline mengerling menggoda.
“Dari siapa nih?”
“Nggak tau, nggak ada namanya. Cuma ada inisialnya.” Sahut Deryn.
“Ouu…. Nah, aku tinggal dulu ya. Tolong temani faren ya kak. Aku mau ke perpustakaan!” pinta Rosaline.
Tadinya memang Deryn agak malu ketika dia harus menemani Faren sendirian, tetapi Faren berhasil mencairkan suasana. Dia membantu Deryn untuk mengerjakan PR Deryn.
Hampir dua bulan terakhir ini bunga dari pengirim misterius ini terus datang, begitu juga dengan Faren, nongkrong di rumah Deryn dengan alasan yang sama, menunggu Rosaline pulang dari perpustakaan. Karena hanya Deryn yang ada di rumah, Deryn selalu kena getahnya, dan selalu diminta tolong untuk menemani Faren. Deryn sebenarnya tidak keberatan, apa lagi setiap ada faren PR-nya langsung beres. Tapi lama-lama Deryn merasa tidak enak juga.
Suatu saat ketika Deryn belajar bersama dengan Mica, tidak sengaja Mica membandingkan tulisan Faren di buku matematika Deryn dengan tulisan surat cinta pengirim misterius itu. Deryn pun juga ikut-ikutan membandingkan kedua tulisan itu. Dan ternyata tulisan surat itu sama persis dengan tulisan Faren, apalagi nama faren cocok denagn inisial nama pengirim misterius.
”F.A, Faren Alexsandro,” gumam Deryn sambil mengingat-ingat nama faren.
Besuknya, saat Faren menunggu Rosaline datang dari perpustakaan, Deryn datang menemui Faren dan langsung menampar Faren.
“Kamu ini kenapa sih Ryn, datang-datang nampar?” tanya Faren sambil mengelus pipi.
“Tanya kenapa? Kamu lihat tulisan kamu itu sama persis kayak tulisan di surat ini!” jawab Deryn.
Faren mencoba menjelaskan apa yang terjadi bahwa yang selama ini mengirim surat padanya adalah saudara kembar Faren, yaitu Frey Alexsandro. Deryn mencoba percaya dengan kata-kata faren, asalkan faren menyuruh Frey untuk datang menemuinya di cafe depan sekolah Dery.
Bel pulang sekolah berbunyi, Deryn segera beranjak dari kelas dan pergi menuju cafe depan sekolahnya. Tidak lama kemudian Frey datang menemui Deryn. Deryn tercengang melihat wajah Frey yang sama persis dengan Faren. Setelah beberapa lama lama mereka berdua berbicara, tiba-tiba Frey mengutarakan perasaannya.
“Ryn, gimana, kamu mau kan jadi pacar aku?”
Deryn terdiam sejenak.
”Tapi kita kan baru saja kenal, nggak mungkin aku terima kamu .” kata Deryn.
”Ja..... Jadi kamu nolak aku?” Frey menatap tidak percaya.
Deryn mengangguk mantap.
”Maaf Frey, aku nggak bisa... Nggak bisa nolak kamu. Aku mau jadi pacar kamu.”
Wajah Frey yang tadinya berkabut kini berubah menjadi cerah.
Berbulan-bulan setelah itu, Deryn menjalani hidupnya dengan bahagia. Persahabatannya dengan Arden berjalan mulus, dan hubungannya dengan Frey lebih mulus lagi. Siang itu panas. Deryn dan kedua saudaranya serta Mica sedang bersantai di ruang tamu ketika tiba-tiba terdengar ketukan pintu. Kami semua terpana, karena nenek tua yang meramal Deryn kembali lagi.
”Ramalan nenek salah.” kata Deryn.
”Ramalan sang Dewa tidak pernah salah kecuali bila Sang Dewa berkenan mengubah nasibmu.” kata perempuan tua itu.
”Memang kenapa Sang Dewa menghendaki perubahan nasibku?” kepala Deryn terasa berputar-putar.
”Karena kau telah berbuat kebaikan, Nak, sehingga kau telah membuat Sang Dewa berhutang padamu. Kau merelakan orang yang paling kau sayangi demi kebahagiaan sahabatmu dengan tulus. Itu sikap mulia yang tidak semua orang mampu melakukannya.” jelas peramal itu.
”Arden?” Deryn tercekat.
”Siapapun namanya.sekarang kalian sudah mendengar rahasia Fudus Ororpus. Langit selalu adil terhadap semua makhluk yang berlindung di bawahnya. Apa yang ditabur seseorang, itu juga yang akan dituainya. Saat kau berbuat kebaikan kepada orang lain, sebenarnya kau berbuat kebaikan untuk dirimu sendiri.” jawab nenek tua itu.
Kemudia dia berbalik, terkekeh, dan pergi......

...THE END...

Tokoh
Deryn
Anne
Rosaline
Faren
Frey
Mica
Arden
Peramal

Tokoh yang diteladani
Deryn
Karena Deryn telah merelakan orang yang yang paling dia sayang demi kebahagiaan sahabatnya.

Alur
Maju

Konflik
Konflik batin
Deryn sangat ketakutan sekali saat dia diramal menjadi perawan tua.
Konflik dengan tokoh lain
Perseteruan Deryn dengan Mica karena Arden yang selama ini dia cintai ternyata memilih sahabatnya, yaitu Mica.

dendit'HOTs

ost WIRO SABLENG 212

ea..ha..ha..ha..

kau bukan utamakan
tegap gagah perkasa
siapa dia? Wiro Sableng
membela kebenaran
membasmi kejahatan
inilah dia Wiro Sableng
sikapnya lucu tingkahnya aneh
persis orang yang kurang ingatan
dan tak sadar
dia selengean
tapi cinta damai
Wiro Sableng disukai banyak orang
Wiro Sableng dasar sableng
Gurunya gendeng muridnya sableng

aku melangkah menyusuri duniamu
cahaya di kehidupan
walau rintangan menghalangi aku
tetap tabah menghadapinya
sibak gembira yang
menyelimuti diri
meraih satu keputusaan
tegakkan keadilan
seluruh jagad insani
cahaya kemenangan
menyatu hati nurani

Wiro Wiro Sableng
Sinto Sinto Gendeng
Wiro Murid Sableng
Sinto Guru Gendeng

Wiro Sasongko itu nama aslinya
lahir dari ibu bernama Suci
dengan ayahnya bernama Raden
Ramabolang
dan dibesarkan oleh seorang guru
bernama Sinto Geni
alias eyang Sinto Gendeng
atau Sinto Sinto gila

Wiro Sableng
mewariskan sebuah senjata sakti
berupa kampak bermata dua
berhulu satu berkepala naga
kampak Naga Geni 212 namanya
senjata pamungkasnya Wiro Sableng
yang hebat
yang siap membasmi
orang orang jahat

Angka 212 memiliki makna
di dalam kehidupan
dalam diri manusia terdapat dua
unsur ingat duniawi dan Tuhan
segala yang ada di dalam dunia ini
terdiri atas pembagian
yang berlainan
namun merupakan pasangan
semuanya tak dapat terpisahkan

waaaaawwww...

Wiro Wiro Sableng
Sinto Sinto Gendeng
Wiro Murid Sableng
Sinto Guru Gendeng
(2x)

muridnya sableng gurunya gendeng

dendit'HOTs

Kera Sakti (rapper) ost the trip to the west series

Seekor kera terpuruk terpenjara dalam gua
Di gunung tinggi sunyi tempat hukuman para dewa
Bertindak sesuka hati loncat ke sana kesini
Hiraukan semua masalah di muka bumi ini

Dengan sehelai bulu dan rambut dari tubuhnya
Dia brubah, menerpa, menerjang segala apa yang ada
Walau halangan rintangan semakin panjang membentang
Tak jadi masalah dan tak kan jadi beban pikiran

Berkelana setiap hari demi mendapat kitab suci
Dengan dukungan dari gurunya temukan jati diri
Semua kan dihadapi dengan gagah berani
Walau aral rintangan setiap saat datang tuk menguji

Reff :
Kera sakti
Tak pernah berhenti bertindak sesuka hati

Kera Sakti
Menjadi pengawal mencari kitab Suci

Kera Sakti
Liar, Nakal, brutal, membuat semua orang menjadi gempar

Kera Sakti
Hanya hukuman yang dapat menghentikannya

Walau halangan rintangan membentang
Tak jadi masalah dan tak jadi beban pikiran

Reff.. reff

ha... ha...

dendit'HOTs