TELUR AJAIB
TELUR AJAIB
Robi ingin sekali membeli handphone terbaru seperti milik teman-temannya. Namun ketika ia meminta dibelikan handphone itu, ibunya malah membelikannya sebutir telur ayam.
”Ini untuk apa, Bu?” tanya Robi hampir tertawa.
”Ibu salah dengar ya?” lanjutnya.
“Tidak. Ibu tidak salah dengar. Itu telur ajaib. Telur itu mempunyai sebuah rahasia. Kalau kamu bisa menjaganya selama dua minggu, Ibu akan membelikan handphone seperti yang kamu minta.” jawab ibu sambil mengeluarkan belanjaannya.
Robi memperhatikan telur yang ada di tangannya. Hanya sebuah telur ayam biasa yang digoreng untuk sarapan. Tapi, kenapa Ibu berkata ini telur ajaib? Robi menjadi semakin bingung.
”Bagaimana? Kamu mau menjaganya selama dua minggu atau sama sekali tidak dibelikan handphone itu?” tawar Ibu.
”Tapi Bu,ajaibnya di mana? Apa telur ini bisa menetaskan handphone seperti yang Robi inginkan?” tanya Robi penasaran.
”Ajaibnya baru ketahuan kalau kamu mau menjaganya. Kamu berani menerima tantangan?” ujar Ibu lagi.
“Beres Bu. Tapi janji ya, hanya dua minggu.” Pinta Robi.
Robi pikir menjaga telur itu mudah sekali. Tapi nyatanya? Baru satu jam saja anak kelas satu SMP itu sudah kewalahan. Ceritanya begini. Telur itu ia letakkan di atas meja belajar. Ia lupa kalau telur itu sewaktu-waktu bisa menggelinding. Robi membuka laci meja belajarnya untuk mencari kunci sepedanya. Begitu ketemu, ia langsung menutupnya dengan keras. Akibatnya telur itu menggelinding. Namun, dengan perasaan panik, Robi meloncat dan meraih telur itu. Akhirnya telur itu berhasil diselamatkan. Ia langsung menciumi telur itu.
Hari itu juga Robi menaruh telur ajaib itu di gelas plastik air mineral yang sudah diberi kapas. Biar aman kalau dibawa kemana-mana.
Akan tetapi, pada hari ke dua, ketika Robi buru-buru berangkat sekolah karena kesiangan, untuk kedua kalinya telur itu hampir pevah. Saat Robi keluar dari halaman rumah, tiba-tiba dari arah berlawanan muncul penjual sayur keliling. Robi mengerem sepedanya dengan keras. Telur yang belum sempat dimasukkan ke dalam tas terlepas dari tangannya dan terjatuh. Beruntung telur itu tidak pecah. Sekali lagi dia mengucap syukur dan menciumi telur itu. Penjual sayur keliling pun sampai keheranan melihat tingkah Robi. Akhirnya telur itu Robi masukkan ke dalam tasnya. Kemidian ia mengayun sepedanya dengan pelan. Sejak saat itu Robi menjadi lebih hati-hati lagi menjaga telur ajaib dari ibunya.
Memang awalnya sangat menyiksa. Biasanya pulang sekolah ia langsung bermain dengan teman-temannya, namun kini tidak. Biasanya ia tidak betah kalau harus berlama-lama di dalam kamar, tapi kini ia harus betah. Dan tanpa terasa dua minggu sudah Robi menjaga telur ajaib itu.
Pulang sekolah Robi menagih janji pada ibunya. Tapi ternyata ibunya tidak ada. Pembantu di rumah Robi menyampaikan pesan kalau ibu Robi ke rumah sakit menengok suami tante Rini yang kecelakaan. Menjelang sore, ibu Robi baru pulang. Robi menyambutnya dengan senang.
“Bagaimana keadaan suami tante Rini, Bu?” tanya Robi.
”Dia masuk ruang ICU. Keadaannya parah.” Cerita ibu.
“Terus?”
“Tante Rini butuh uang banyak,” sejenak ibu menarik napas.
“Uang yang sudah ibu siapkan untuk membeli handphone ibu pinjamkan ke tante Rini.” lanjutnya.
Robi kaget sekali. Ia bingung menghadapi teman-temannya. Ia takut teman-temannya menertawakannya.
”Kamu tidak marah kan Rob?” tanya ibu sambil mengelus kepala Robi.
Untuk beberapa lama Robi terdiam. Namun perlahan-lahan ia menganggukkan kepalanya. Ibu tersenyum lalu memeluk Robi.
”Kalau tante Rini sudah mengembalikan uang itu, ibu janji akan langsung membelikannya untukmu.” kata ibu.
Ting! Tong! Tiba-tiba bel berbunyi. Robi buru-buru membukakan pintu.ternyata anak tante Rini.
“Ada apa Aldi?” tanya ibu pada Ardi.
“Ini tante, uang tante yang tadi dipinjamlan ke ibu. Kata ibu, ibu tidak jadi pinjam karena orang yang menabrak ayah mau membiayai pengobatan ayah.” Jelas Ardi sambil menyerahkan amplop warna coklat.
Robi hampir tak percaya. Ia melonjak kegirangan. Inikah keajaiban telur yang dimaksudkan ibunya?
“Bagaimana Rob, jadi beli handphone? Tanya ibu setelah Ardi pulang.
Robi terdiam lalu pergi ke kamarnya. Ia mengambil telur itu lalu diperhatikannya dalam-dalam. Tidak ada yang istimewa. Tapi, ia merasa harus berterima kasih. Karena telur itu telah memberikan pelajaran paling berharga untuk Robi, yaitu kesabaran.
“Bagaimana Rob?” tanya ibu sekali lagi.
Pelan-pelan Robi menggelengkan kepala.
”Tidak jadi, Bu. Robi pikir uang itu sebaiknya dipakai untuk hal yang lebih berguna.” ujarnya mengharukan.
Ibunya memeluknya.
..........The End..........
Tokoh dalam cerpen ada 4, yaitu :
Robi
Ibu Robi
Aldi
Tante Rini
· Tokoh yang diteladani
Robi
Ia mau sabar dalam menjaga amanat ibunya. Meskipun awalnya ia melakukan hal itu karena ingin minta upah, namun akhirnya ia berpikir dewasa dan melupakan keinginannya itu.
Ibu Robi
Ia mementingkan orang kepentingan orang lain dahulu daripada kepentingannya sendiri.
· Alur
Maju
· Konflik yang terjadi
Konflik Batin
Bobi sangat kecewa mendengar penjelasan ibunya bahwa uang yang sudah disiapkan untuk membeli handphone diberikan pada Tante Rini untuk biaya berobat suaminya.
Robi ingin sekali membeli handphone terbaru seperti milik teman-temannya. Namun ketika ia meminta dibelikan handphone itu, ibunya malah membelikannya sebutir telur ayam.
”Ini untuk apa, Bu?” tanya Robi hampir tertawa.
”Ibu salah dengar ya?” lanjutnya.
“Tidak. Ibu tidak salah dengar. Itu telur ajaib. Telur itu mempunyai sebuah rahasia. Kalau kamu bisa menjaganya selama dua minggu, Ibu akan membelikan handphone seperti yang kamu minta.” jawab ibu sambil mengeluarkan belanjaannya.
Robi memperhatikan telur yang ada di tangannya. Hanya sebuah telur ayam biasa yang digoreng untuk sarapan. Tapi, kenapa Ibu berkata ini telur ajaib? Robi menjadi semakin bingung.
”Bagaimana? Kamu mau menjaganya selama dua minggu atau sama sekali tidak dibelikan handphone itu?” tawar Ibu.
”Tapi Bu,ajaibnya di mana? Apa telur ini bisa menetaskan handphone seperti yang Robi inginkan?” tanya Robi penasaran.
”Ajaibnya baru ketahuan kalau kamu mau menjaganya. Kamu berani menerima tantangan?” ujar Ibu lagi.
“Beres Bu. Tapi janji ya, hanya dua minggu.” Pinta Robi.
Robi pikir menjaga telur itu mudah sekali. Tapi nyatanya? Baru satu jam saja anak kelas satu SMP itu sudah kewalahan. Ceritanya begini. Telur itu ia letakkan di atas meja belajar. Ia lupa kalau telur itu sewaktu-waktu bisa menggelinding. Robi membuka laci meja belajarnya untuk mencari kunci sepedanya. Begitu ketemu, ia langsung menutupnya dengan keras. Akibatnya telur itu menggelinding. Namun, dengan perasaan panik, Robi meloncat dan meraih telur itu. Akhirnya telur itu berhasil diselamatkan. Ia langsung menciumi telur itu.
Hari itu juga Robi menaruh telur ajaib itu di gelas plastik air mineral yang sudah diberi kapas. Biar aman kalau dibawa kemana-mana.
Akan tetapi, pada hari ke dua, ketika Robi buru-buru berangkat sekolah karena kesiangan, untuk kedua kalinya telur itu hampir pevah. Saat Robi keluar dari halaman rumah, tiba-tiba dari arah berlawanan muncul penjual sayur keliling. Robi mengerem sepedanya dengan keras. Telur yang belum sempat dimasukkan ke dalam tas terlepas dari tangannya dan terjatuh. Beruntung telur itu tidak pecah. Sekali lagi dia mengucap syukur dan menciumi telur itu. Penjual sayur keliling pun sampai keheranan melihat tingkah Robi. Akhirnya telur itu Robi masukkan ke dalam tasnya. Kemidian ia mengayun sepedanya dengan pelan. Sejak saat itu Robi menjadi lebih hati-hati lagi menjaga telur ajaib dari ibunya.
Memang awalnya sangat menyiksa. Biasanya pulang sekolah ia langsung bermain dengan teman-temannya, namun kini tidak. Biasanya ia tidak betah kalau harus berlama-lama di dalam kamar, tapi kini ia harus betah. Dan tanpa terasa dua minggu sudah Robi menjaga telur ajaib itu.
Pulang sekolah Robi menagih janji pada ibunya. Tapi ternyata ibunya tidak ada. Pembantu di rumah Robi menyampaikan pesan kalau ibu Robi ke rumah sakit menengok suami tante Rini yang kecelakaan. Menjelang sore, ibu Robi baru pulang. Robi menyambutnya dengan senang.
“Bagaimana keadaan suami tante Rini, Bu?” tanya Robi.
”Dia masuk ruang ICU. Keadaannya parah.” Cerita ibu.
“Terus?”
“Tante Rini butuh uang banyak,” sejenak ibu menarik napas.
“Uang yang sudah ibu siapkan untuk membeli handphone ibu pinjamkan ke tante Rini.” lanjutnya.
Robi kaget sekali. Ia bingung menghadapi teman-temannya. Ia takut teman-temannya menertawakannya.
”Kamu tidak marah kan Rob?” tanya ibu sambil mengelus kepala Robi.
Untuk beberapa lama Robi terdiam. Namun perlahan-lahan ia menganggukkan kepalanya. Ibu tersenyum lalu memeluk Robi.
”Kalau tante Rini sudah mengembalikan uang itu, ibu janji akan langsung membelikannya untukmu.” kata ibu.
Ting! Tong! Tiba-tiba bel berbunyi. Robi buru-buru membukakan pintu.ternyata anak tante Rini.
“Ada apa Aldi?” tanya ibu pada Ardi.
“Ini tante, uang tante yang tadi dipinjamlan ke ibu. Kata ibu, ibu tidak jadi pinjam karena orang yang menabrak ayah mau membiayai pengobatan ayah.” Jelas Ardi sambil menyerahkan amplop warna coklat.
Robi hampir tak percaya. Ia melonjak kegirangan. Inikah keajaiban telur yang dimaksudkan ibunya?
“Bagaimana Rob, jadi beli handphone? Tanya ibu setelah Ardi pulang.
Robi terdiam lalu pergi ke kamarnya. Ia mengambil telur itu lalu diperhatikannya dalam-dalam. Tidak ada yang istimewa. Tapi, ia merasa harus berterima kasih. Karena telur itu telah memberikan pelajaran paling berharga untuk Robi, yaitu kesabaran.
“Bagaimana Rob?” tanya ibu sekali lagi.
Pelan-pelan Robi menggelengkan kepala.
”Tidak jadi, Bu. Robi pikir uang itu sebaiknya dipakai untuk hal yang lebih berguna.” ujarnya mengharukan.
Ibunya memeluknya.
..........The End..........
Tokoh dalam cerpen ada 4, yaitu :
Robi
Ibu Robi
Aldi
Tante Rini
· Tokoh yang diteladani
Robi
Ia mau sabar dalam menjaga amanat ibunya. Meskipun awalnya ia melakukan hal itu karena ingin minta upah, namun akhirnya ia berpikir dewasa dan melupakan keinginannya itu.
Ibu Robi
Ia mementingkan orang kepentingan orang lain dahulu daripada kepentingannya sendiri.
· Alur
Maju
· Konflik yang terjadi
Konflik Batin
Bobi sangat kecewa mendengar penjelasan ibunya bahwa uang yang sudah disiapkan untuk membeli handphone diberikan pada Tante Rini untuk biaya berobat suaminya.
0 Responses to "TELUR AJAIB"
Posting Komentar