Sang Pejuang Jalan






Dia terbangun pagi membuta
Dia berjalan warnai harapan
Dia berpeluh jalani kehidupan
Hina atau bukan
Namun itulah kenyataan

Kau ambil, yang dianggap orang tak berharga
Kau raih harta, yang dianggap mereka sisa
Kau pungut, sejumput pahala tanpa dosa
Kau ambil, kau pungut, dan kau raih . . .
       yang kau anggap sampah realita . .

. . Adakah yang peduli?
. . . . adakah yang mau peduli?
Atau kaukah sang matahari?
Kau?       Kau?     Dan Kau? . . . .
Yang melihat dan melihat saja .

Terik panas tak kau sambut.
Debu membasuh tak kau raup
Perut bernyanyi tak kau isi
Hingga sakitpun, kau anggap tak berarti . . ,

Sejenak ku terdiam. .  terpaku membisu . . .
Ketika dia menatapku dengan seribu senyuman.
Dengan penuh luka putus asa.
Dengan peluh kesal tanpa duka,

Haruskah ? . . .
Haruskah ku berlutut seperti ini . . .
Dan Berharap . . . .
. . . . . . . ah . . . Tidak . .
Untuk mereka sang pecundang kata,
Yang telah tega, yang tak punya hati. . .
Kepada sang pejuang ini. . .
Kau telah merenggut janji sucimu, yang kau ocehkan . .

Namun ku tetap mengartikanmu . .
Sang pejuang . . .  sang bintang terang. . .
Sang warna kehidupan.
Dengan puisiku. . .
SANG PEJUANG JALAN

dendit'HOTs

0 Responses to "Sang Pejuang Jalan"

Posting Komentar